Pages

Jumat, 29 Juli 2011

Hanya Sebuah Coretan Tinta Warna ^_^

 
Aku hanyalah wanita biasa yang jauh dari kesempurnaan seorang adam. Yeah…, aku mengatakan seperti itu ketika kulihat kenyataan di sekitarku bahwa seorang adam selalu mencari kesempurnaan. Aku tak pernah lagi membiarkan seberkas cahaya cinta seorang adam menyinari hatiku karena suatu saat ketidaksempurnaanku di matanya akan memadamkan api asmara di antara kami. Aku menikmati bersembunyi dari "jatuh cinta" walaupun terkadang aku merindukan cinta masa lalu yang kini meninggalkan jejak kenangan yang tak pernah pudar oleh waktu.

Aku juga adalah wanita biasa yang kadang terjerat ketika ada cinta datang menghampiri. Seberkas cahaya cinta mampu menyusup diantara celah-celah kecil tembok pertahananku. Yeah,,, kini aku “jatuh cinta”. Bayang-bayangnya selalu hadir di seluruh ruang hatiku dan selalu nampak di setiap sudut aku memandang. Cinta mengisi pikiranku dengan namanya. Ya Allah, janganlah biarkan cintaku kepadanya menjadi awan kelabu yang menutup cintaku pada_Mu.. Kuharap cintaku kepada adam akan menyempurnakan jalanku menuju ridha_Mu, hanya Engkau penunjuk jalan yang lurus.

  Aku juga adalah wanita yang ingin kepastian tentang cinta adam. Ketika kekurangan yang selama ini menghantuiku mampu menjadi pelengkap sang adam, kini semuanya kuserahkan pada_Mu ya Allah, jika dia adalah jodohku dan Engkau meridhainya dekatkanlah,karena aku tidak ingin menjadi wanita yang tersesat karena “cinta”.


Nb: Aq kok sok jadi pecinta sejati yeeee :-D



Senin, 18 Juli 2011

Sang Pemimpi yang nyata ( ^_^ )

Flying high

What will you be????
mungkin anda sering mendengar “life is a matter of choice” atau “pilihlah bintangmu di langit”, mmhhh,,, keduanya bisa memiliki sudut pandang yang sama.
Apa cita-citamu???
ketika aku masih kecil dengan mantap saya jawab cita-citaku adalah pramugari. Mungkinkah???
Bercita-cita setinggi bintang di langit bukanlah suatu kesalahan tapi melainkan suatu hal yang wajar jika anda punya kemampuan dan berusaha untuk mewujudkannya, bukan hanya sekedar berangan-angan.
Ingat ya!!!
 cita-cita, bukan angan-angan
Ketika anda ingin terbang melintasi seluruh benua di dunia namun anda hanya duduk menopang dagu sambil melihat ke arah burung yang beterbangan di angkasa, itulah angan-angan. Anda membayangkan diri anda punya sayap lalu terbang sedangkan anda adalah manusia yang memiliki lebih banyak kelebihan daripada seekor burung.
Cita-cita dan angan-angan adalah hal yang seringkali muncul dari pikiran, namun keduanya berbeda. Cita-cita merupakan target yang hendak diraih sesuai dengan potensi yang  dimiliki. Anda memikirkannya, lalu merencanakan untuk menggapainya, dilanjutkan dengan usaha untuk meraih dan diakhiri dengan keberhasilan menggenggamnya. Sedangkan angan-angan, anda hanya memikirkannya dan terus memikirkannya tanpa akhir yang jelas.
Let me give example to make it clear:
Jika sekarang saya ditanya “what is your idea?” masih sepolos waktu kecil (hehehe ^_^) saya jawab “I wanna be a lecturer”.  Saya adalah mahasiswi English Education Department of Tarbiyah and Teaching Science of UIN Alauddin Makassar dan semoga dapat rejeki untuk melanjutkan Masternya (Amien Ya Robb) yang memiliki cita-cita “ be a lecturer”. Ada relevan antara pendidikan dan keinginan saya, serta ada kemungkinan saya bisa mewujudkan keinginan saya karena saya sudah berada pada jalur yang tepat. Sedangkan jika saya menjawab “I wanna be a doctor”. Saya tidak menempuh jalur pendidikan kedokteran, saya tidak punya keahlian dalam bidang tersebut, saya tidak berusaha mewujudkannya, namun saya selalu memikirkannya, itulah angan-angan yang sering muncul dalam kata ~andai saja~.
Alasan saya menjawab “pramugari” waktu masih kecil adalah saya masih tidak mengerti  dan bingung dengan keinginan saya. Nah, bagaimana melahirkan cita-cita???
Bermimpilah!!!
Wah, apa bedanya bermimpi dengan berangan-angan???
Mimpi yang mustahil terwujud sama halnya dengan angan-angan.  Anda harus berani bermimpi!!! Anda bermimpi yang logis menurut anda meskipun orang lain kadang sulit memahaminya. Mimpi yang anda idam-idamkan untuk menjadi nyata akan sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan tindakan nyata. Anda boleh bermimpi dan mewujudkan mimpi itu jadi kenyataan karena anda adalah Sang Pemimpi yang nyata :).***


Minggu, 17 Juli 2011

Introduction to Literature


This posting was my assignment when I was 7th semester in English Education Department of Tarbiyah and Teaching Science of UIN Alauddin Makassar. The Furnished Room was very memorable for me so I am going to share you what I got from that story :)


 
THE FURNISHED ROOM
A.   Writer Profile
O. Henry was the pseudonym of the American writer William Sydney Porter (September 11, 1862 – June 5, 1910). He was born in Greenboro, North Carolina, where he lived nearly half of his life. His father, Algernon Sidney Porter, was a physician. When William was three, his mother died, and he was raised by his parental grandmother and paternal aunt. William was an avid reader, but at the age of fifteen he left school, and then worked in a drug store and a ranch. After moving in 1882 to Texas, he worked on a ranch in LaSalle County for two years. In 1887 he married Athol Estes Roach; they had one daughter and one son. In 1896, while he was employed as the teller of an Austin bank, a shortage in the cash accounts was attributed to him, and he was sentenced to a term in jail. It was during his imprisonment that he assumed the name of O. Henry and began work in earnest as a writer of short stories.
Upon his release he went to New York, living there until he died of a wasting disease at the age of 43 in 1910. Within 14 years, the success of his stories was so great that he was contributing one every week to the "World" and many more to the leading magazines of the country. He wrote over 270 stories, but not one novel.
B.   Abreviation of The Furnished Room
The tragedy short story “The Furnished Room” is about a young man who commits suicide in a room he rents. He has searched for his sweetheart for five months, with a hope that he can find her in the house he lives. But for the purpose of making profit, the landlady doesn’t tell him the truth that his girlfriend kills herself in the same room a week ago. At the end the young man dies in despair.
C.   The Furnished Room Analysis
a.     Plot
§  This is a story about a young man’s search for his sweetheart in a large city. His subsequent suicide after not being able to find her. He dies without ever knowing that his sweetheart had also committed suicide in the same room only a week earlier.
§  Exposition: The story begins with a young man renting a room.
§  Conflict: The young man experiences a supernatural encounter.
§  Climax and falling story: The young man asks the housekeeper about his sweetheart, but gets a negative reply. Dejected, he kills himself with the gas from the lamp.
§  The story ends with the two housekeepers talking about the girl, whom the young man was searching for, who died in the room.
b.    Setting
§  At a city
§  The worn and bruised furnished room
§  A neighborhood bar
c.     Characterization
§  Young Man
Roles                             :  Major character/protagonist
Personality                     :  Hopeless, lonely and loyal
Motivation                    :  Love
Physical characteristik    : dark or red hair and pale (irish-american)
§  Bartender
Roles                             :  Minor character
Personality                     :  Friendly and sympathy
Motivation                    :  Love
Physical characteristik    : Dark or red hair and pale
§  Mrs. Purdy
Roles                             :  Minor character/antagonist
Personality                     :  Liar and egois
Motivation                    :  Greed and fear of failure
Physical characteristik    : Red (natural) and dark hair, pale white skin, green or blue eyes (ireland-born)
§  Mrs. McCool
Roles                             :  Supporting character
Personality                     :  Egois
Motivation                    :  Greed
Physical characteristik    : Red (natural) and dark hair, pale white skin, green or blue eyes (ireland-born)
d.    Major theme of The Furnished Room
The theme is the struggles and uncertainties that young people face in search of love. This story is really a tragedy and “irony of fate”.
e.     Symbol

The writer represented the poor condition of the room as cruelty of the people in general by using symbol “the furnished room received its latest guest with a first glow of pseudo-hospitality, a hectic, haggard, perfunctory welcome.”
f.     Point of View
§  Limited omniscient (3rd person )
§  The story is seen through outside observer (the author is not part of the story – not one of the characters)
D.  Conclusion
This is perhaps the bleakest of O. Henry's best-known stories. Although the basic ironic plot can be summarized in a sentence—a young man commits suicide in the same room where a young woman for whom he has vainly searched killed herself—it is the musty atmosphere of the room and the suggestion that every place bears the traces of the lives that have inhabited it that makes the story so interesting.




thanks for coming to my blog, hope you enjoy it ^_^ thanks for coming to my blog, hope you enjoy it ^_^ thanks for coming to my blog, hope you enjoy it ^_^ thanks for coming to my blog, hope you enjoy it ^_^ thanks for coming to my blog, hope you enjoy it ^_^ thanks for coming to my blog, hope you enjoy it ^_^ thanks for coming to my blog, hope you enjoy it ^_^ thanks for coming to my blog, hope you enjoy it ^_^ thanks for coming to my blog, hope you enjoy it ^_^ thanks for coming to my blog, hope you enjoy it ^_^ thanks for coming to my blog, hope you enjoy it ^_^
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...